kampus UI sedang panas-panasnya dengan isu bahwa mahasiswa dan ILUNI UI akan bersama-sama menggunakan jaket kuning dan menyampaikan beberapa tuntutan hari ini, 20 Maret 2015. dimulai dengan forum-forum yang dilakukan oleh lembaga eksekutif mahasiswa hingga maraknya tweet-status fb-jarkom tentang mati surinya pergerakan mahasiswa yang menaikan isu dengan cukup cepat, di lingkungan saya. hal ini dimulai dengan isu KPK-Polri yang masih meresahkan masyarakat dan pendapat bahwa mahasiswa seharusnya melakukan sesuatu.
lebih banyak cerita terkait jarkom-jarkom yang beredar bisa dilihat di ridhaintifadha.tumblr.com
meskipun dianggap agak lambat menentukan sikap dibanding beberapa lembaga lain, pada akhirnya sikap yang diambil oleh BEM FISIP UI 2015 dapat diakses di link berikut bit.ly/20Maret2015. di dalamnya juga tercantum kronologi pembahasan isu yang lebih lengkap.
tetapi di atas itu semua, lagi-lagi, mungkin kita sering kali congkak dengan pendapat sendiri. saya hanya berusaha menghargai keilmuan yang menjadi nafas mahasiswa dan pergerakan kampus. jangan sampai, kita sendiri, melebarkan batas antara keilmiahan mahasiswa dengan pergerakan kampus.
pendapat-pendapat bahwa mahasiswa harus turun aksi dan mengutamakan hati nurani karena masyarakat Indonesia sedang tertindas dan bahwa negara ini sedang tidak baik-baik saja juga benar, dan saya sepakat dengan hal itu. tetapi, jangan sampai diksi "turun aksi" dipersempit dengan makna hanya turun ke jalan dengan jaket kuning kebanggaan dilengkapi beberapa spanduk berisi tuntutan mahasiswa. turun aksi harus ada sebagai tombak pergerakan mahasiswa, tetapi dengan bentuk apa saja yang konkrit dan punya kontribusi yang terasa.
tolong, ketika kita semua punya jalan yang berbeda untuk turun aksi, bukan memicingkan mata satu sama lain yang dilakukan. tetapi kolaborasi dan rasa saling menghargai yang harus diutamakan. sudah seharusnya dipahami bahwa apa yang kita lakukan ini dengan dasar alasan yang sama, untuk kebaikan rakyat Indonesia. kita hanya punya banyak cara, karena memang banyak masalah yang ada di lingkungan sekitar kita, dan tidak bisa diselesaikan dengan satu cara yang sama. maka, mari saling menghargai pendapat, saling menghargai cara mencapai tujuan yang sama ini, saling menghargai keilmuan yang kita punya sebagai dasar pergerakan ini. jangan sampai kita melecehkan pilihan cara aksi yang berbeda, bahkan hingga melecehkan keilmuan yang sudah dipelajari dengan sungguh-sungguh.
perlu saya tekankan bahwa saya bicara dengan kapasitas personal yang masih sangat terbatas, bukan sebagai salah satu anggota organisasi tertentu. saya menulis sebagai bentuk kegelisahan dan ketergelitikan atas sentimen yang terjadi beberapa hari ini diantara sesama mahasiswa yang berusaha menyelesaikan masalah di masyarakat Indonesia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar