Senin, 29 April 2024

Kumpulan Kepingan

Tidak ada dari kita yang berdiri dengan sendirinya. Semua bagian dari aku adalah bagian dari orang lain. Bagian dari kumpulan masa-masa. Bagian dari banyak tempat. Tak pernah kita berjalan dan pulang dengan tangan kosong. Secuil, sejengkal, segenggam. Orang, masa, tempat. Sekumpulannya menjadi aku yang sekarang.

Aku punya kuning langsat nenekku. Aku punya kecerdikan eyang putriku. Aku punya temperamen ayahku. Aku punya keras kepala ibuku. Aku punya kebiasaan aneh eyang laki-lakiku. Aku punya wajah galak kakekku. Aku belajar mengumpulkan serpihan sabar kakakku.

Minuman favoritku pernah jadi favorit orang lain. Celana favoritku pernah jadi celana pilihan orang lain. Jam tangan kesukaanku pernah jadi kesukaan orang lain. Buku-buku yang kubaca, pernah jadi kawan berpikir orang lain.

Serpihan-serpihan milik orang lain, entah terbawa dengan sengaja atau tidak, kini jadi milikku. Jadi bekalku. Sehari-hari kubawa melangkah, menyusuri jalan-jalan aneh di tengah kota.

Bukankah rasanya mudah, jika menyadari apa yang milik kita sebenarnya hanya kumpulan serpihan? Tak pernah benar-benar utuh. Maka genggaman tangan ini harusnya tak perlu sekuat itu. Jika waktunya terlepas, maka terhempas pula ia.

Bukankah lebih bermakna, jika menyadari bahwa persimpangan jalan tak pernah benar-benar jadi akhir dari sesuatu? Bahwa ada kebiasaan, kenangan, pesan, yang selalu dibawa satu sama lain hingga ..... entah kapan. Bahwa tidak semua yang kita jalani jadi sepenuhnya sia-sia, saat sebuah masa harus selesai.

Kita hanya menyusun puzzle dengan pecahan-pecahan yang ada. Beberapa mungkin tidak pas satu sama lain. Harus ada bagian yang dipotong atau dihaluskan. Tapi, bagian hidup ini hanya bagian dari yang lain.

Terima kasih, untuk kamu, untuk waktu, untuk ruang.

Sabtu, 27 April 2024

Mad girl.

I don't remember the last time I wasn't mad. Turns out it's true what my friend told me years ago. I am carrying a lot of anger as a sign of protest to life. To a lot of stuff around me. To the inequality that happened for very long time. To stuff that weighing on me and my family for years. To bad people who hurt people I love.

As I grow, I watch how the world works and it sucks. Like how can some people be greedy enough and get whatever they want? How can the others work thrice as much and still being blindsided? Ugh.

Carrying anger all the time is tiring. And yet sometimes I wonder why I am so tired. Like I often forget how mad I am.


But tbh, as a person who likely to be mad and thinks constantly, I look younger than my actual age. HAHAHAHAHA. I guess it runs in the family.

Selasa, 23 Januari 2024

Huh?

Sometimes I wonder... This is it, isn't it? I wonder if he's genuinely happy to be with me.. I mean look at that face. The eyes, the smile, the laughter. Look at those efforts. Look how he put up with all my craziness and insecurity! Hahahaha. Sometimes I wonder if he is really happy, but the way he stick around me after all that. Maybe, it is true that he loves me. More than anyone anticipated, ever.

Because at first, I thought it just a fling. Cute, fresh, and forgetful. But, no. It got serious after that.

The way he laughed at my joke. I mean it's not that funny! But I like his laughter. I bet he likes my laughter too.

The way his eyes spark when something looks interesting. Or excited telling me story even when I don't really understand it.

The way he captured things through photos. He sneakily snap some photos of me. With my hair look like crap, or looking serious at my phone. Lol.

The way he surprised me by buying me stuff. It. is. cute. So. damn. cute. Like....how can you come up with that?? Hahaha.

Well, maybe it's my insecurity. But I guess, I write it so I can read it when I forget how he loves me.

Selasa, 28 November 2023

Hutang Waktu

Kita berhutang waktu satu sama lain, katamu. Aku tertawa. Bagaimana mungkin? Aku sepakat kalau waktu memang mata uang. Kita bisa membeli kehangatan dan keintiman dengan waktu. Namun seberapa besar daya yang kita punya, selamanya hutang waktu itu tak akan bisa dibayar. Tak ada orang yang bisa memutar waktu kembali ke masa lalu, kemudian membayar semua hutang-hutang itu.

Membayar hutang waktu, katamu. Hah! Bagaimana mungkin? Coba jelaskan padaku. Kalau bisa, ayo kita bayar semua hutang-hutang itu. Waktu yang kita janjikan satu sama lain. Tapi tak ditepati.

Ayo kita hentikan waktu. Supaya tak makin bertumpuk. Hutang-hutang tak terbayar di dunia ini.

Kamis, 28 September 2023

Walk the talk

Percayalah sama perilaku orang. Kayaknya itu prinsip yang paling bener buat dipegang saat dewasa. Apalagi makin dewasa, kita ketemu sama banyak banget tipe orang. Ada yang banyak omong, banyak berbuat. Jarang ngomong, banyak berbuat. Banyak ngomong, jarang berbuat. Dan tentunya, ada juga yang jarang dua-duanya. Hehehe.

Makin dewasa, kita harus makin pinter nge-filter pergaulan dan social circle. Apalagi soal pasangan. Setelah kuliah, pertemanan pasti rasanya makin kecil. Kita jadi nyadar mana yang berteman sama kita hanya karena ketemu tiap hari. Tapi jadi nyadar juga mana yang sebenarnya se-visi dan di level yang cocok sama kita. Pas kerja juga akan makin ke-filter. Mana yang bisa dipercaya, mana yang enggak.

Sebagai introvert dengan energi bergaul yang terbatas, cuma orang-orang prioritas lah yang dapat perhatian dari aku tiap hari. Beruntung sih rasanya, masih bisa maintain intimate circle pertemanan dari SMP-kuliah, begitu juga circle-circle yang nggak sengaja kebikin waktu udah dewasa. Bahkan kadang kalau lagi capek banget kerja, aku juga enggak chatty banget ke mereka. Tapi ya mereka paham.

Meskipun gitu, prinsip percaya sama apa yang dilakukan orang tuh paling akurat. Apakah seseorang itu tulus, apakah sesayang itu, apakah sepeduli itu. Semua bisa kelihatan seiring berjalannya waktu. Janji-janji yang diucapkan itu, nggak bisa dipegang walau ditulis pakai materaipun.

Orang yang sayang dan peduli itu bakal kerasa selalu ada. Kita nggak akan merasa sendirian. Walaupun kadang kita ga bisa jabarin betapa lelahnya, tapi somehow, orang yang sayang sama kita itu paham. "Tau kok, kamu lg xxx kan?" padahal akunya nggak ngomong apa-apa loh. Kayak bisa tahu aja dari ekspresi kali ya? Atau mungkin intonasi ngomong, cara ngetik chat. Hahaha.

Sahabat, pasangan, keluarga. Masing-masing pasti punya kesibukan sendiri. Pasti ada harinya mereka juga capek sama sesuatu. Tapi mereka pasti akan pulang ke 'rumah' yang kita bangun bareng-bareng.  Walaupun untuk diem menyendiri dulu. Tapi mereka pasti pulang ke rumah tiap hari!

Kata quote-quote mah orang yang sayang sama lo, nggak akan bikin lo bingung. Kalau lo bingung, berarti dia ga sesayang itu. Menurutku, kita pasti ngerasa kok. Apakah ini orang nyaman sama kita, sayang sama kita, care bener-bener sama kita, percaya sama kita? Semua kelihatan dari perilakunya. Bukan cuma datang pas butuh, terus hilang berbulan-bulan. Namanya hubungan, ya dua arah. Bukan satu arah. Kalau cuma satu arah, namanya monolog. Hahahaha.

Kadang kita emang harus step back a little bit. Just to make sure. Kalau agak jauh, kita bisa melihat dengan angle yang berbeda. Kayak gimana sebenarnya hubungan yang kita punya. Karena, yah, masih ada aja orang yang berimajinasi tentang sebuah hubungan yg dia jalani. Padahal aslinya nggak kayak gitu lho. Tapi dia mereka-reka adegan semau dia sendiri. Bahkan berimajinasi bahwa partnernya tuh sempurna gini gitu, padahal aslinya jauuuh dari itu. Lihat aja tuh seberapa banyak timnya Tom kalau nonton 500 Days of Summer! Hmmmmpft.

Anyway, I am glad I have my own wolfpack. I am lucky to have all those people love me this much <3 I am glad I have him, them, them, and them. It means the world to me.