Minggu, 02 Maret 2025

Seni Menyesal?

Barangkali hidup itu soal seni menyesal.

If you marry, you will regret it; if you do not marry, you will also regret it; if you marry or do not marry, you will regret both. - Søren Kierkegaard

Kalau dipikirkan lebih dalam, ini bukan hanya soal menikah. Apapun juga bisa begitu. Bekerja di sini atau tidak di sini. Tinggal di sini atau di sana. Karena, nyatanya, tidak ada hal yang benar-benar sempurna. Jadi penyesalan itu pasti ada. 

Sakit, sedih, gundah, pasti akan muncul di sana sini. Begitu juga senang, haru, gairah. Mereka juga akan muncul di perjalanan panjang.

Jadi barangkali hidup ini perkara seni menyesal. Maupun seni-seni perasaan yang lain. Bagaimana kita mengolahnya. Bagaimana membuat ia terasa lebih kecil daripada perasaan-perasaan lain. Atau mau perasaan yang mana yang dibesarkan?

Selama ini, aku selalu takut menyesali. Menyesali A, B, sampai ZZZ. Padahal bisa jadi banyak perasaan-perasaan lain yang akan kurasakan.

Sama seperti kemampuan lainnya, menikmati rasa juga butuh latihan. Tak ujug-ujug pandai dan mulus dijalankan. Barangkali memang begitu, manusia hanya wajib belajar dan berlatih seumur hidup. Termasuk perkara menyesali, bahagia, dan bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar