Rabu, 18 Januari 2012

tugas esai b.indo


Kebahagiaan Yang Menular


Seorang pemuda berangkat kerja di pagi hari, memanggil taksi dan naik.

“Selamat pagi Pak!”, katanya menyapa sang sopir taksi terlebih dulu.
“Pagi yg cerah bukan?”, sambungnya sambil tersenyum lalu bersenandung kecil.
Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya. Dengan senang hati, ia melajukan taksinya.
Sesampainya di tempat tujuan, pemuda itu membayar dengan selembar 20ribuan, untuk argo yang hampir 15.000.

“Kembaliannya buat Bapak saja. Selamat bekerja, Pak”, kata pemuda itu dengan senyum.
“Terima kasih...”, jawab Pak sopir taksi dengan penuh syukur.

“Wah, aku bisa sarapan dulu nih”, pikir sopir taksi itu. Ia pun menuju ke sebuah warung.


“Biasa, Pak?”, tanya si mbok warung.
“Iya biasa.. Nasi sayur... Tapi.. Pagi ini tambahkan sepotong ayam”, jawab Pak sopir dgn tersenyum.

Dan, ketika membayar nasi, ditambahkannya seribu rupiah, “Buat jajan anaknya si mbok”, begitu katanya.

Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat ke sekolah dengan senyum lebih lebar.

Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini... Dan diberikannya pada temannya yg tdk punya bekal.

Tanpa kita sadari, sebenarnya kebahagiaan itu menular seperti kesedihan. Kita lebih sering terkungkung dalam keluhan-keluhan dan cacian terhadap hidup, lupa kalau hal ini bisa menularkan hal-hal negatif ke sekitar kita. Bahagia itu sederhana, sebenarnya. Hanya saja kita yang sering berlebih-lebihan dengan memanjakan diri, seperti membeli barang mahal, memamerkan kekayaan dan lain-lain. Lupa bahwa hal-hal sederhana seperti senyum dan sedekah kecil yang ikhlas mampu menjadikan hidup lebih berharga, bukan hanya untuk kita, tapi juga menular pada orang lain.

*ceritanya ngambil di web, paragraf terakhir baru bikin sendiri hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar